PART 2, JANGAN BERMAIN DENGANKU !!!

 PART 2

Image from google


Reihn dan Dave memperhatikan setiap perubahan dari wajah Vallery. Sungguh kasihan gadis itu. Di usia semuda itu, ia telah kehilangan kedua orangtuanya. Semua karena ketamakan orang terdekat yang terpesona akan silaunya harta.


"Aku mohon selamatkan aku, Kak Reihn. Apa yang harus aku lakukan?" pinta Vallery, putus asa.


"Kamu bisa bekerjasama dengan Dave. Masalah yang harus kalian hadapi bukan hanya pamanmu yang telah menjual jiwamu. Ada yang lebih besar lagi yaitu penjualan jiwa teman-teman kalian di kampus," ucap Reihn, menghela napas.


Vallery terhenyak. Mengapa ada manusia yang begitu tega? Menjual jiwa seseorang kepada kuasa kegelapan untuk mendapatkan imbalan kekayaan. 


"Pamanmu menjual jiwa keluarga kalian untuk mendapatkan kekayaan. Seseorang di kampus menjual jiwa mahasiswa untuk kekayaan dan kesembuhan," jelas Reihn.


Reihn segera membentuk tim khusus. Ia segera mengirimkan pasukan tambahan ke kampus. Mereka akan menyamar sebagai mahasiswa. Mereka bertekad merebut kembali jiwa Vallery dan mahasiswa-mahasiswa tersebut. 


***

Sementara di tempat lain, Josh sedang melakukan ritual. Seminggu lagi, ia harus menyerahkan jiwa keluarga dekatnya agar ia mendapatkan imbalan kekayaan. Dalam hatinya, Josh menyesal. Namun sekali bermain dengan kuasa kegelapan, ia tidak dapat keluar. Sampai saat ini, Josh telah menjual empat jiwa kepada kuasa kegelapan. Memang, ia mendapatkan imbalan kekayaan yang tidak sedikit.


Josh memejamkan mata. Ia membayangkan Vallery yang akan ditumbalkan minggu depan. Ada perasaan tidak rela karena menumbalkan keponakan tersayangnya. Namun, ia tidak dapat memilih. Kuasa kegelapan yang memilih siapa yang harus ditumbalkan. Josh mengusap kasar wajahnya. Hatinya sungguh tidak tenang. Ia telah menjual empat jiwa demi kekayaan. Jiwa kakak kandung, ipar, bibi, dan pamannya. Semua terasa ringan dan tanpa beban. Ia tersenyum bahagia ketika mendapatkan harta yang berlimpah sebagai pengganti jiwa yang ditumbalkan. Namun, hati nuraninya berontak ketika kuasa kegelapan meminta jiwa Vallery.


"Tuan Amosh, bolehkah saya menyerahkan jiwa yang lain sebagai pengganti jiwa Vallery?" tawarnya, kepada kuasa kegelapan.


Josh merasakan hawa yang sangat panas di sekelilingnya. Ia tahu, Amosh murka. 


"Aku telah memilih Vallery. Kau harus menyerahkan jiwanya untuk menjadi pengikutku di neraka. Aku tidak memberikan pilihan padamu. Lakukan atau kau dan keluargamu akan binasa!" bentak Amosh, sangat marah.


Josh menyesal. Ia sangat menyesal telah mengikatkan dirinya pada penguasa neraka. Ia harus terus menjual jiwa kerabatnya atau mendapatkan celaka. Josh merasakan Amosh pergi. Ia menuju kamarnya, melihat istrinya tertidur nyenyak. Istri yang selalu menyindir kehidupan miskinnya. Sejenak, Josh marah dan kecewa pada istrinya. Karena istrinya juga, ia seperti buta dan mengambil jalan sesat. Namun ia sadar, semua adalah kesalahannya yang tidak dapat mendidik orang yang dicintainya. Josh beranjak menuju kamar anak-anaknya. Menatap wajah buah hatinya. Wajah yang polos, wajah yang sangat disayanginya. Josh menghela napas. Maafkan Papa, sayang. Maafkan Paman, Vallery.


Sementara itu, Reihn memberikan Dave dan Vallery sebuah pagar pelindung yang tak kasat mata. Kuasa kegelapan tidak dapat menemukan mereka dengan mudah. Reihn terus menyusun strategi agar jiwa Vallery selamat. Reihn meminta Josh bertemu dengannya.


***

"Silakan masuk, Pak Josh," sambut Reihn.


"Siapa kau? Cepat katakan apa yang penting mengenai Vallery? Apa yang terjadi dengan keponakanku?" tukas Josh, dengan nada tinggi.


Sebelum masuk ke base camp tadi, Josh telah diberikan pagar pelindung agar Amosh tidak dapat menemukannya.


"Kami telah mengetahui Kalau kau akan menumbalkan Vallery sebagai pengganti kekayaan," tukas Reihn, datar.


Josh terhenyak. Siapa orang ini? Mengapa ia tahu semua kelakuanku? Ia bahkan mengenal Vallery.


"Siapa kau? Apa hubunganmu dengan Vallery ?" tanya Josh.


"Aku adalah pelindung Vallery dari Amosh."


"Kau …. Kau mengenal Amosh?" tanya Josh, gugup.


"Kau mencari mati ketika mengikat perjanjian darah dengan Amosh," tukas Reihn, marah.


Josh menunduk. Ia tidak marah karena semua yang dikatakan Reihn benar adanya. Josh menyesal namun telah terlambat. Sangat terlambat.


"Apa yang harus kulakukan agar Vallery dan keluargaku selamat?" tanya Josh, pasrah.


"Aku akan menyelamatkan jiwa Vallery dan anak-anakmu yang tidak berdosa. Namun, jiwamu dan istrimu tidak dapat diselamatkan karena jiwa kalian kotor dan jahat," jawab Reihn, tegas.


Josh menunduk. Ini konsekuensi dari kegilaannya. Di sisi lain, ia bersyukur bertemu dengan Reihn. Ada secercah harapan ketika mengetahui Vallery dan anak-anaknya akan diselamatkan. Josh mengangkat wajahnya.


"Baiklah. Itu harga yang harus kubayarkan. Terima kasih mau menyelamatkan Vallery dan anak-anakku. Mereka adalah orang-orang yang sangat aku sayangi. Apa yang harus aku lakukan?" tanya Josh.


"Kau akan dikawal oleh pasukan khususku. Mereka akan membawa anak-anakmu dan Vallery untuk dilindungi di sini. Untuk sementara waktu mereka tidak dapat keluar kemanapun dan tidak dapat menemuimu. Jika dilanggar, Amosh akan menemukan mereka," tukas Reihn, tegas.


"Baik. Akan aku lakukan. Apa yang akan terjadi dengan aku dan istriku?"


"Amosh akan mengambil istrimu sebagai penukar jiwa Vallery. Jiwa istrimu sangat jahat. Ia selalu melakukan cara apapun untuk mendapatkan kekayaan. Hatinya tamak dan jahat. Bau jiwa yang gurih untuk kuasa kegelapan," jawab Reihn.



GO TO PART 3

https://dee-arnetta.blogspot.com/2020/11/part-3-jangan-bermain-denganku.html?m=1


Komentar

  1. typo di bagian paragraf ke 2 dari bawah Mbak.. seharusnya istriku jadi istrimu.. lanjut dulu ah..

    BalasHapus
  2. Permisi numpang lewat aja .. sdg kepo nih 😊

    BalasHapus
  3. Sip deh makin seru nih bacanya. Lanjut... part 3

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer