JANGAN BERMAIN DENGANKU !!!

 PART 1

Image from google

Dave Xen, pemuda dengan tinggi 180 cm, good looking, cerdas, ambisius, dan terkesan misterius. Dave tidak banyak senyum, bahkan cenderung dingin. Ia berasal dari keluarga menengah. Dave memandang gedung tinggi yang akan menjadi kampusnya. Ia ditugaskan Ketua Reihn untuk mengawasi kampus xx karena ada indikasi kasus penjualan jiwa kepada kuasa kegelapan.


Tiba-tiba mata Dave tertuju pada seorang gadis. Gadis itu begitu menarik namun Dave Xen melihat ada sesuatu yang gelap, yang menyelubungi gadis itu. Ketika Dave hendak mendekatinya, gadis itu sudah tidak terlihat. Siapa gadis itu? Mengapa aura-nya begitu gelap?


Sejak kecil, Dave memang mempunyai sixth sense. Ia bergabung dengan anak-anak berkemampuan khusus. Mereka dididik dengan sangat disiplin dan keras. Mereka dibuka mata ketiga-nya agar dapat berkomunikasi dengan dunia roh. Tujuan pelatihan mereka adalah untuk merebut kembali jiwa-jiwa yang tidak berdosa, yang akan ditumbalkan kepada kuasa kegelapan.


Dari awal masuk gerbang kampus, perasaannya sudah tidak nyaman. Hidungnya telah mencium bau mayat. Namun, ini kampus. Bukan kamar jenazah. Ah, apa yang akan terjadi? Apa ada hubungannya dengan gadis itu? Benarkah kecurigaan Kak Reihn kalau akan ada kasus penjualan jiwa pada kuasa kegelapan?


Dave Xen belum mengenal siapapun di kampus ini. Ia mencoba untuk bersikap normal agar misinya berhasil. Hari demi hari telah berlalu namun belum ada titik terang dari kasusnya. Dave mulai putus asa karena musuh sangat rapi dalam menyembunyikan kejahatan. Dave seakan selalu dibawa kembali ke titik awal. Tidak ada kemajuan dalam misinya.


Dave mulai menjalin persahabatan dengan beberapa teman, seperti Roman Wu, Dick Chen, dan Abed Zhou. Dave mengenalkan teman-temannya kepada Reihn. Reihn melihat potensi mereka dan berkenan melatih mereka secara khusus. Mereka juga diperkenalkan dengan Jasson Long. Mereka akan digabungkan dan dilatih sebagai pasukan khusus.


Tidak terasa satu semester telah berlalu namun tidak ada kejadian apapun di kampus tersebut. Dave bahkan tidak pernah bertemu lagi dengan gadis misterius tersebut. Semua jalan terasa buntu.


***

Kelas telah selesai. Dave sedang menunggu teman-temannya di kantin. Ia asyik berselancar dengan iphone-nya. Tiba-tiba terdengar suara seorang gadis.


"Maaf, aku boleh duduk di sini? Meja yang lain sudah penuh," tanya gadis tersebut.


Dave Xen mengangkat wajahnya. Deg! Gadis yang mempunyai aura gelap. Gadis yang dicarinya beberapa waktu yang lalu. 


"Silakan duduk," jawab Dave, datar.


"Terima kasih. Perkenalkan, aku Vallery Xue. Kamu?" tanya Vallery, mengulurkan tangannya.


Walaupun penasaran, sesungguhnya saat ini Dave sangat malas untuk menjawab.


"Dave Xen," jawab Dave, menyambut uluran tangan Vallery.


Seketika mereka berdua terdiam. Saat berjabat tangan, Dave melihat jiwa Vallery terikat dalam sebuah botol. Dave melihat Vallery sepertinya akan ditumbalkan oleh seseorang. Sedangkan Vallery melihat Dave dikelilingi banyak makhluk tak kasat mata.


Dave memandang Vallery dengan tajam.


"Makanlah. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu nanti," kata Dave, sambil mengirimkan sebuah pesan.


Selesai makan, mereka keluar dari kantin. Dave mengajak Vallery ke taman. Mereka duduk di atas rerumputan.


"Aku ....," kata mereka, bersamaan.


"Silakan kau dulu, Val," kata Dave Xen.


"Maafkan pertanyaanku. Apakah kamu punya sixth sense, Dave?"


"Mengapa kau bertanya seperti itu?" tanya Dave, datar. 


"Kamu dikelilingi oleh banyak makhluk menyeramkan dan mereka seakan-akan menunggu waktu yang tepat untuk memangsamu," jawab Vallery, ketakutan.


"Sejak kapan kau bisa melihat, Val?" tanya Dave, penasaran.


"Akhir-akhir ini, Dave. Aku selalu merasakan sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Bahkan dalam waktu dekat ini dan semuanya berhubungan dengan kita," jelas Vallery.


"Apa kau merasa dalam bahaya?" tanya Dave, menyelidik.


"Aku tidak mengerti namun aku dapat merasakannya, Dave. Apa yang telah kau lihat?" tanya Vallery, penasaran.


"Di sini tidak aman. Ikutlah kalau kau percaya aku," tukas Dave.


Dave dan Vallery segera menuju ke base camp. Dave telah memberitahu Kak Reihn mengenai Vallery. Ketua meminta mereka untuk datang ke base camp.


"Masuklah. Di sini aman," tukas Dave.


"Apa yang telah kau lihat dan rasakan, Dave?" tanya Vallery, penasaran.


"Aku akan memperkenalkanmu pada seseorang," kata Dave.


Dave membawa Vallery masuk ke ruang utama. Kak Reihn telah menunggu mereka di sana. Vallery menatapnya. Ia merasa tidak asing dengan wajah Reihn. Dimana aku pernah bertemu dengannya? Wajahnya tidak asing.


"Kak Reihn, ini Vallery," sapa Dave, sopan.


"Vallery, ini adalah ketua kami. Kamu dapat memanggilanya Kak Reihn."


"Duduklah. Apa yang kamu lihat dan rasakan, Vallery?" tanya Reihn, tidak membuang waktu.


"Aku melihat Dave dikelilingi makhluk tak kasat mata. Mereka mengincar dan ingin memangsanya," jawab Vallery, menatap Reihn. 


"Apa yang kamu lihat, Dave?" tanya Reihn, lebih lanjut.


"Hari pertama ketika aku memasuki gerbang kampus, aku mencium bau seperti bau jenazah. Lalu aku melihat jiwa Vallery terikat di dalam sebuah botol," jawab Dave, sopan.


Vallery terkejut. Apa yang dilihat Dave adalah mimpinya beberapa waktu ini. Reihn menatap tajam ke arah Vallery.


"Apa pendapatmu, Vallery?" tanya Reihn, datar.


"Aku memang merasakan sesuatu yang jahat akan terjadi dan itu berhubungan dengan Dave dan aku," jelas Vallery.


"Jiwamu akan ditumbalkan oleh pamanmu untuk kuasa kegelapan. Pengganti jiwamu adalah harta kekayaan," jelas Reihn.


Vallery terhenyak. Ia sama sekali tidak mengerti bagaimana Paman Josh begitu tega menjual jiwanya demi kekayaan. Paman Josh adalah adik kandung ayahnya. Seketika, Vallery teringat mengenai kecelakaan yang dialami oleh orangtuanya. Apakah mereka juga ditumbalkan oleh pamannya untuk mendapatkan kekayaan? Menyadari pemikirannya, airmata Vallery menetes tanpa dapat ditahannya. Mungkinkah Paman Josh akan setega itu?




Go to PART 2

https://dee-arnetta.blogspot.com/2020/11/part-2-jangan-bermain-denganku.html?m=1












Komentar

  1. Wow! bersambung ini ... good job, mbak. Salam kenal. Meski nggak suka dengan Robert Pattinson, tapi aku ngebayangin dia cucok untuk peran "Dave"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salken jugaaa. Yuks dibaca semuanya yaaa. Mantaap malah udh cari pemerannya ..makasiiih. nanti aku ke blog-mu sekalian follow.

      Hapus
  2. Aku mencoba melupakan bahwa penulisnya adalah orang Indonesia. Aku membayangkan settingnya di Hongkong. Jadi pemerannya adalah wajah-wajah oriental. Semoga ada kejutan di chapter berikutnya.. good job Mbak Dea

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiiih, lg iseng aja pake nama chinese. Wkwkwkwk. Dibaca ampe habis yaaaa

      Hapus
  3. Mau komen apa yaa??? Hmmm.. lanjut sajalah .. wkwkwwk

    BalasHapus
  4. Belum kebayang ceritanya aku lanjut baca dulu ya ke part 2

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer